Mahendra
Jumat, 08 Desember 2017
Rabu, 17 Agustus 2016
MAKALAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
MAKALAHPERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
“DiajukanuntukmemenuhisalahsatutugasmatakuliahBotaniFarmasi”
Dsenpembimbing: Diana Sri
Zustika,M.Si

DisusunOleh :
FARMASI IA
Agnia
D(31115002)
Ai
Nurhayati (31115003)
Aldy
P (31115005)
Anggin
L(31115006)
Bela
R (31115009)
Desi
S(31115012)
Elsi
R(31115015)
Encep
S(31115016)
IkhsanWahyudin
(31115024)
Irni
P(31115025)
Laila
R (31115028)
Mira
Apriyani(31115033)
Novi
A (31115038)
NurAlim
M (31115039)
NurulFitriah
(31115040)
Rina
N (31115044)
Risna
Clara(31115045)
RyadAnugrah
(31115046)
Sani
Nuroktiani (31115048)
Sinta
P (31115049)
Siti
R (31115050)
SuciSukma
(31115051)
WinaWidyawati
(31115056)
YayuAstri
(31115057)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmat-Nya yang
memberikan kesehatan dan
nikmat kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik
sesuai dengan waktu yang direncanakan
Makalah berjudul “PertumbuhandanPerkembanganTumbuhan” disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Botani Farmasi. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada Ibu Diana Sri Zustika,M.Sisebagai dosen
pembimbing mata kuliahBotaniFarmasiyang telah
banyak memberikan kepada mahasiswa dan mahasiswi yang ada dikelompok ini.
Kami telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam
penyelesaian makalah ini, namun kami menyadari masih banyak kelemahan baik dari
segi isi maupun tata bahasanya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya makalah ini. Kiranya isi
makalah ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Terima kasih.
Tasikmalaya, Mei 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR
ISI..................................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 1
C. Tujuan.................................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan Pada Tumbuhan.................................................................................. 2
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan 6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 16
B.
Saran........................................................................................................................ 16
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di Indonesia
terdapat jenis-jenis tumbuhan yang beraneka ragam. Keadaan seperti iklim dan
tanah sangat mendukung kelangsungan hidup beraneka tumbuhan tersebut. Oleh
sebab itu kita wajib mensyukuri anugerah Tuhan ini.
Pertumbuhan
adalah pertambahan jumlah sel pada suatu organisme. Pertumbuhan bersifat tidak
dapat kembali (irreversible). Sedangkan, perkembangan merupakan proses untuk
mencapai kematangan fungsi suatu organisme. Walaupun berbeda dari segi
pengertian, namun kedua proses ini berjalan secara simultan atau pada waktu
yang bersamaan dan saling terkait. Adapun perbedaannya terletak pada faktor
kuantitatif dan kualitatif. Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif karena
mudah diamati, yaitu tejadi perubahan jumlah dan ukuran. Sebaliknya,
perkembangan hanya dapat dinyatakan secara kualitatif karena terjadi perubahan
fungsional dalam tubuh suatu organisme sehingga tidak dapat diamati.
B.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang ada berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai
berikut :
- Pengertian
pertumbuhan dan perkembangan?
- Ada
berapa jenis pertumbuhan pada tumbuhan?
- Faktor
apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan?
C.
Tujuan
Adapun yang
menjadi tujuan masalah dalam pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut :
- Menjelaskan
pengertian pertumbuhan dan perkembangan.
- Menjelaskan
jenis-jenis pertumbuhan pada tumbuhan.
- Menjelaskan
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pertumbuhan Pada Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan
dua istilah yang berbeda maknanya, tetapi sepintas lalu kita mengalami
kesulitan untuk membedakannya. Kedua istilah tersebut
merupakan peristiwa biologis yang terjadi pada makhluk hidup yang senantiasa
berbarengan dan saling melengkapi. Dalam kenyataannya kedua istilah tersebut
sulit untuk dipisahkan. Kedua proses tersebut terjadi pada semua makhluk hidup.
Namun, pola pertumbuhan dan perkembangan pada berbagai makhluk hidup berbeda.
Banyak faktor yang mempengaruhi proses tersebut.
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan
ukuran (volume, massa ,
tinggi, atau panjang) yang bersifat kuantitatif artinya dapat dinyatakan dengan
satuan bilangan.
Perkembangan merupakan proses menuju
kedewasaan pada makhluk hidup. Proses ini bersifat kualitatif, artinya tidak
dapat dinyatakan dengan satuan bilangan. Seberapa dewasanya suatu makhluk
hidup? Tak ada bilangan yang dapat membantu untuk memecahkannya. Suatu makhluk
hidup dikatakan sudah dewasa, apabila alat perkembangbiakannya secara kawin
telah berfungsi. Pada tumbuhan apabila telah mampu berbunga. Pada hewan apabila
kelenjar kelaminnya telah mampu menghasilkan sel kelamin.
Pada
makhluk bersel satu, pertumbuhannya ditandai dengan bertambahnya volume sel
tubuhnya, sedangkan pada makhluk bersel banyak ditandai dengan bertambahnya
ukuran (besar) dan jumlah sel. Pada tumbuhan berbiji yang berkembang biak
secara kawin, kehidupannya selalu diawali dari satu sel, yaitu sel zigot.
Zigot terbentuk dari hasil pembuahan sel kelamin betina
oleh sel kelamin jantan.
Zigot sebagai hasil pembuahan akan
membelah menghasilkan embrio. Selanjutnya embrio akan berkecambah menghasilkan
individu muda. Dalam perkecambahan tersebut sel-sel embrio membelah. Proses ini
menghasilkan banyak sel dengan bentuk, letak dan fungsi, struktur dan susunan
biokimianya berbeda.
Perubahan yang tampak beda tahapannya
tidak hanya sekadar bertambah selnya, tetapi organisasinya juga semakin
kompleks. Sel membelah menghasilkan sekumpulan sel dengan fungsi dan bentuk
yang sama, disebut jaringan embrional. Selanjutnya sel-sel jaringan embrional
menggandakan diri menghasilkan berbagai macam jaringan dengan fungsi dan
struktur yang berbeda. Beberapa organ selanjutnya akan membentuk sistem organ
dan akhirnya seluruh sistem organ akan bergabung dan berinteraksi membentuk
tubuh. Proses perubahan yang terjadi selama masa pertumbuhan hingga terjadi
organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi berbeda, disebut diferensiasi.
Dari uraian tersebut tampak bahwa
pertumbuhan dalam makhluk hidup akan senantiasa berjalan sejajar dan
berdampingan dengan perkembangan.
Pertumbuhan pada tumbuhan dibedakan
menjadi dua, yakni pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer
terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer, sedangkan
pertumbuhan sekunder merupakan hal aktivitas jaringan meristem sekunder.
1.
Pertumbuhan
Primer
Pertumbuhan primer terjadi pada embrio,
ujung akar, dan ujung batang. Zigot sebagai hasil pembuahan sel telur oleh sel kelamin
jantan akan tumbuh dan berkembang menjadi embrio. Kumpulan sel yang membentuk
embrio ini disebut jaringan embrional atau
jaringan meristem.
Embrio tersimpan dan terlindungi dalam
biji. Zat makanan yang diperlukan embrio ini dipenuhi oleh cadangan makanan
dalam biji, yang berupa keping atau kotiledon. Berdasarkan
jumlah kepingnya, tumbuhan berbiji tertutup dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu tumbuhan yang hanya
memiliki satu buah kotiledon, disebut monokotil, dan yang memiliki dua buah kotiledon
disebut dikotil.
Jika biji berada pada lingkungan yang sesuai,
embrio akan tumbuh dan berkembang diawali dengan perkecambahan. Setiap embrio
memiliki tiga bagian penting, yang dapat dilihat jelas ketika mulai
berkecambah. Ketiga bagian embrio tersebut adalah:
a)
Tunas embrionik yaitu calon batang daun yang nantinya
dapat tumbuh dan berkembang menjadi bunga dan buah,
b)
Akar embrionik yaitu calon akar, dan,
c)
Kotiledon, atau keping cadangan
makanan yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan embrio hingga berbentuk daun.
Sebelum terbentuk daun, tumbuhan belum mampu menyusun zat makanan sendiri.
Walaupun demikian, pada beberapa jenis tumbuhan yang kotiledon kecambahnya
berwama hijau, sehingga mampu melaksanakan fotosintesis, tetapi umumnya
relatif singkat.
Pada saat biji mulai berkecambah, jaringan
meristem pada embrio terus tumbuh berkembang menghasilkan jaringan baru dengan
tugas berbeda. Selanjutnya berbagai organ jaringan akan membentuk organ
tubuh.
Pada awalnya organ yang terbentuk adalah
akar, batang, dan daun, tetapi pada perkembangan selanjutnya akan terbentuk
pula bunga, buah, biji, dan mungkin juga umbi. Bunga dan buah ini merupakan
hasil modifikasi dari batang dan daun.
Setelah terbentuk tanaman muda,
pertumbuhan selanjutnya ditentukan oleh aktivitas jaringan meristem yang terdapat
pada titik tumbuh. Jaringan meristem primer pada ujung akar dan
ujung batang, memungkinkan tumbuh bertambah tinggi atau panjang.
Pada bagian-bagian akar terjadi
pertumbuhan. Namun, pertambahan panjang pada daerah data garis skala tidak
sama. Ini menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan pada berbagai bagian akar
tersebut tidak merata. Bagian yang pertumbuhannya paling cepat adalah di daerah
bagian belakang ujung akar. Makin jauh dari ujung pertumbuhannya semakin
lambat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pada ujung akar tumbuhan biji terdapat tiga daerah pertumbuhan dan perkembangan,
yaitu daerah pembelahan, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi.
Mengukur Kecepatan
Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah pertambahan volume,
panjang, maupun massa yang bersifat ireversibel. Untuk mengukur kecepatan
pertambahan tersebut dilakukan pengukuran, misalnya dengan menimbang untuk
mengetahui pertambahan massa. Untuk mengetahui pertambahan panjang atau tinggi,
biasa digunakan alat yang disebut busur
tumbuh atau auksanometer.
Cara menggunakan busur tumbuh sebut adalah sebagai berikut :
1.
Ikatkan tali atau benang pada ujung
batang tumbuhan dalam pot yang telah disiapkan. Lewatkan benang tersebut pada
katrol yang ditempatkan tepat di atas tanaman tadi.
2.
Pada katrol tersebut tempatkan alat
penunjuk yang dapat berputar mengikuti perputaran katrol.
3.
Pada ujung benang yang lain, ikatkan
sebuah beban pemberat.
4.
Aturlah penunjuk pada benang katrol
tadi agar bergerak sepanjang busur yang telah diberi skala.
5.
Setelah beberapa hari, amatilah
pergeseran busur penunjuk. Hitunglah berapa pertambahan tinggi atau panjang
batang tanaman tersebut.
Untuk mengukur kecepatan pertumbuhan, dapat juga dengan
menggunakan mistar. Dengan cara ini, di samping dapat mengetahui kecepatan
pertumbuhan, dapat diketahui pula bagian mana yang mengalami pertambahan panjang
paling cepat.
2.
Pertumbuhan
Sekunder
Pada tumbuhan dikotil, di samping adanya
jaringan meristem primer di ujung batang dan ujung akar, juga memiliki jaringan
meristem sekunder, yaitu berupa kambium dan kambium gabus. Aktivitas jaringan
meristem sekunder ini menyebabkan pertumbuhan sekunder, yakni bertambah
besarnya organ tubuh tumbuhan.
Proses pertumbuhan sekunder adalah
sebagai berikut: Mula-mula kambium hanya terdapat pada vasis atau ikatan
pembuluh. Kambium imi disebut kambium vasis atau kambium intravaskuler. Fungsi
kambium ini adalah keluar membentuk xilem, sedangkan ke dalam membentuk floem.
Pada perkembangan selanjutnya, parenkim
batang atau akar yang terletak di antara vasis juga berubah menjadi kambium,
disebut kambium intervasis. Akibat terbentuknya kambium intervasis yang bersambungan
dengan kambium intervaskuler, maka kambium pada batang dikotil berbentuk
lingkaran sempurna.
Pertumbuhan sekunder pada batang dan akar
tumbuhan dikotil tidak berlangsung merata sepanjang tahun, tetapi hanya pada waktu air dan hara
tanah cukup, yaitu pada waktu musim penghujan. Pada waktu musimkering atau
kemarau, air dan hara tanah sangat kurang, sehingga pertumbuhan terhenti.
Peristiwa tumbuh dan terhentinya pertumbuhan ini berlangsung
sepanjang hidup tumbuhan tersebut. Akibatnya, pada penampang lintang akar dan
batang tumbuhan dikotil, tampak adanya lingkaran konsentris yang menunjukkan
pertumbuhan sekunder secara periodik. Lingkaran konsentris tersebut dinamakan lingkaran tahun.
Aktivitas kambium dalam membentuk xilem dan floem tidak
seimbang dengan pertumbuhan kulit, yaitu pertumbuhan xilem dan floem lebih
cepat. Hal ini mengakibatkan jaringan paling luar (epidermis dan korteks
sebelah luar) pecah-pecah dan rusak. Akibat rusaknya jaringan pelindung ini akan
membahayakan jaringan di sebelah dalamnya. Untuk mengatasi hal tersebut, di
sebelah dalam jaringan kulit, terbentuk kambium gabus atau felogen, yang akan
membentuk felodenri ke arah dalam dan felem ke arah luar. Feloderm merupakan sel-sel hidup, sedangkan felem merupakan sel mati.
Terbentuknya jaringan gabus yang tidak tembus
air dan udara, menyebabkan peredaran udara melalui epidermis batang terganggu.
Untuk itu, pada beberapa tempat epidermis batang terbentuk celah gabus berbentuk
lensa yang disebut lentisel.
B.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman
merupakan hasil interaksi kompleks dua faktor, yaitu faktor dalam atau intern
dan faktor luar atau ekstern.
Faktor intern adalah faktor yang berasal dalam
tubuh tumbuhan sendiri yang berpengaruh terhadap pertumbuhan. Faktor itu dibedakan
menjadi dua, yakni faktor intrasel dan intersel. Yang tennasuk faktor intrasel adalah
sifat menurun atau faktor hereditas, sedangkan Yang termasuk faktor intersel alah
hormon. Faktor luar atau ekstern yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan ialah air, tanah dan
mineral, kelembapan udara, cahaya, dan lain-lain.
- Sifat Menurun atau Hereditas
Ukuran dan bentuk tubuh tumbuhan banyak
dipengaruhi oleh sifat menurun atau sifat hereditas. Sifat tersebut adalah gen,
yang dalam setiap kromosom yang ada di dalam inti sel.
- Hormon
Hormon merupakan substansi kimia yang
sangat aktif, yang tersusun atas protein. Hormon yang mempengaruhi tumbuhan ini
sering disebut juga zat tumbuh. Hormon tumbuh pertama kali ditemukan
oleh seorang ahli botani asal Belanda yang bernama Friedrich August Ferdinand Went (1863 - 1935).
Dia berpendapat bahwa hormon tumbuh merupakan zat
yang penting dalam pertumbuhan tanaman. Tanpa adanya hormontumbuh
tak mungkin terjadi pertumbuhan.
Hormon tumbuh pada tumbuhan banyak jenisnya, yang penting antara lain
auksin, giberelin, sitokinin, gas etilen, dan asam abisat.
a.
Auksin
Auksin merupakan hormon tumbuh yang pertama kali ditemukan
pada ujung koleoptil kecambah gandum (Avezna sativa) oleh
Went. Pada penelitian lebih lanjut, ternyata zat tumbuh ini ditemukan pada
ujung-ujung tumbuhan lainnya. Auksin adalah senyawa indol asam
asetat, yang merupakan sekresi titik tumbuh tanaman, seperti ujung tunas, daun
muda, bunga, buah, kambium, dan ujung akar. Dari bagian tersebut, auksin
diangkut ke berbagai organ tubuh. Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan adalaih sebagai berikut.
1.
Merangsang
perpanjangan sel batang dan menghambat perpanjangan sel akar. Batang yang
diletakkan dengan posisi mendatar, ujungnya akan tumbuh membengkok ke arah sumber
sinar matahari. Hal ini dapat terjadi, karena pada posisi seperti itu, auksin
akan berkumpul di permukaan bawah batang, sehingga sel-sel pada permukaan bawah
akan tumbuh memanjang dan am at cepat. Sebaliknya ujung akar akan tunibuh
membelok ke bawah.
2.
Merangsang
pertumbuhan akar lateral atau samping dan akar serabut, sehingga meningkatkan
penyerapan air dan mineral.
3.
Mempercepat
aktivitas pembelahan selsel titik tumbuh atau kambium, sehingga mempercepat
pertumbuhan jaringan vaskuler sekunder.
4.
Menyebabkan
diferensiasi sel menjadi xilem, sehingga dapat meningkatkan transportasi air
dan mineral.
5.
Merangsang pembentukan bunga dan buah. Menurut
penelitian, auksin diproduksi oleh koleoptil ujung tunas. Selanjutnya zat
tersebut akan mengalir ke tunas, sehingga tunas mengalami pertumbuhan dan
perkembangan.
Jika ujung koleoptil suatu tanaman dipotong,
ternyata pertumbuhannya terhenti. Jika potongan ujung koleoptil diletakkan pada
sepotong agar-agar, auksinnya akan diserap agar-agar tersebut. Jika agar-agadiletakkan
pada salah satu sisi bekas potongan ujung tunas, ternyata sel-sel pada sisi
tersebut akan tumbuh lebih cepat daripada sel-sel pada sisi yang lain, sehingga
tunas membengkok ke arah sisi yang pertumbuhannya lebih lambat tersebut.


Auksin (IAA) yang diproduksi di dalam tubuh tersebut,
kerjanya dipengaruhi banyak faktor luar, seperti sinar matahari dan suhu.
Jika tunas yang tumbuh tegak ke atas, salah satu sisinya
disinari cahaya matahari, maka pertumbuhan tunas akan berbelok ke arah sumber
datangnya sinar. Hal ini dapat terjadi karena auksin pada sisi batang yang terkena
sinar matahari rusak dan berubah menjadi zat yang justru menghambat pertumbuhan,
sehingga pertumbuhan sel-sel pada sisi tersebut menjadi lebih lambat dibanding
sisi yang tidak terkena sinar matahari.
b. Giberelin
Giberelin
merupakan zat tumbuh yang memiliki sifat menyerupai auksin. Zat ini dihasilkan oleh sejenis jamur Giberella fujikuroi atau Fusarium moniliformae, ditemukan oleh F.
Kurusawa. Sifat giberelin adalah mempengaruhi
pemanjangan dan pembelahan sel. Untuk tumbuhan yang kerdil karena terhenti
pertumbuhannya, jika diberi giberelin pertumbuhannya akan normal kembali. Untuk
tumbuhan yang normal, jika diberi giberelin akan tumbuh sangat cepat.
c. Sitokinin
Sitokinin merupakan zat tumbuh yang mula-mula ditemukan
pada batang tembakau. Hormon tersebut mempunyai
fungsi antara lain sebagai berikut :
1)
Merangsang
pembelahan sel dengan cepat. Bersama-sama giberelin dan cepat. Bersama-sama
giberelin dan auksin, dapat membantu mengatur pembelahan sel di daerah
meristem, sehingga pertumbuhan titik tumbuh normal.
2)
Memperkecil
dorninasi apikal dan dapat menyebabkan pembesaran daun muda.
3)
Mengatur
pembentukan bunga dan buah.
4)
Membantu proses
pertumbuhan akar dan tunas pada pembuatan kultur jaringan.
5)
Menunda
pengguguran daun, bunga dan buah, dengan cara meningkatkan transpor zat
makanan ke organ tersebut.
d. Gas Etilen
Gas etilen adalah hormon yang dihasilkan oleh buah yang
sudah tua. Jika buah yang sudah tua tetapi masih berwarna hijau disimpan dalam
kantong tertutup maka akan cepat masak. Hal ini disebabkan oleh gas etilen
yang dihasilkan buah tersebut.
Salah satu cara mencegah kerusakan karena
pembusukan buah-buahan yang akan dikirimkan ke suatu daerah konsumen maka para
pengusaha buah-buahan memetikmnya pada saat masih hijau. Selanjutnya buah tersebut
disimpan dalam kotak yang ventilasinya baik. Dengan demikian, pemasakan buah
tidak terlalu cepat, sehingga sesampainya di tempat tujuan buah baru akan masak.
Gas etilen juga menyebabkan pertumbuhan
batang menjadi tebal dan kukuh. Di samping itu, bersama-sama hormon lain akan menimbulkan
reaksi yang karakteristik. Bersama auksin, gas etilen dapat memacu perbungaan
mangga dan nanas. Bersam-sama giberelin, gas etilen dapat mengatur perbandingan
bunga jantan dan bunga betina pada tumbuhan berumah satu.
e. Asam Absisat
Asam absisat adalah hormone yang menghambat pertumbuhan
tanaman, yaitu dengan mengurangi kecepatan pembelahan maupun perbesaran sel
ataupun kedua-duanya. Hormon ini
aktif pada saat tumbuhan berada pada kondisi yang tidak baik. Sehingga tumbuhan
mampu bertahan hidup. Pada musim
kering, musim gugur, atau msim dingin, daun tumbuhan digugurkan semua. Pada
saat demikian tumbuhan mengalami dormansi. Saat dormansi asam absisat
terakumulasi pada tunas, menghambat pertumbuhan sehingga tunas tidak tumbuh.
Dengan demikian, asam absisat sangat membantu tumbuhan mengatasi tekanan dari
kondisi lingkungan yang kurang baik. Pada
saat tumbuhan kekurangan air, asam absisat akan terkumpul pada sel penutup
stomata. Akumulasi asam absisat ini akan menyebabkan stomata menutup. Dengan demikian,
penguapan air berkurang dan keseimbangan air dalam
tubuh tumbuhan dapat terpelihara.
Di samping hormon-hormon tersebut di tumbuhan juga mampu
menghasilkan hormon lain yang peranannya amat penting. Berdasarkan hasil
penelitian, hormon tersebut berpengaruh pada proses fisiologi pembentukan organ
tubuh. Hormon yang dapat merangsang pembentukan organ tubuh disebut kalin.
Berdasarkan organ tubuh yang dibentuknya,
kalin dibedakan menjadi
empat macam, yaitu sebagai berikut.
1)
Kaulokalin, yakni
hormon yang berfungsi merangsang proses pembentukan batang.
2)
Rhyzekalin, yakni
hormon yang berfungsi merangsang pembentukan akar. Berdasarkan hasil
penelitian para pakar biologi, rhyzokalin mempunyai struktur kimia yang identik
dengan vitamin Bl atau thiamin.
3)
Filokalin, yakni
hormon yang berfungsi merangsang pembentukan daun.
4)
Antokalin, yakni
hormon yang merangsang pembentukan bunga.
Di samping adanya hormon tumbuh vang
merangsang pembentukan organ tubuh, kita
mengenal pula hormon luka atau kambium luka atau asam traumalin. Hormon
ini dihasilkan oleh tumbuhan dikotil yang terluka. Hormon ini merangsang
pembelahan sel di daerah luka, sehingga bekas lukanya tertutup kembali.
Kemampuan tubuh tumbuhan memperbaiki bagian tubuh yang rusak dikenal dengan
daya restitusi atau daya regenerasi. Akibat sel-sel di sekitar daerah membelah
lebih cepat dari sel-sel sekitarnya maka pada bekas luka akan segera tertutup
kembali dan biasanya tampak benjol. Benjolan ini disebut kalus.
- Cahaya
Tanpa adanya cahaya, tumbuhan hijau tak
mungkin mampu bertahan hidup untuk jangka waktu yang lama, sebab cahaya
khususnya cahaya matahari merupakan sumber energi yang amat penting untuk
melaksanakan fotosintesis. Proses ini menghasilkan zat makanan yang berengaruh
besar terhadap pembelahan sel.
Namun kenyataannya adalah bahwa pertumbuhan
tanaman yang cukup cahaya matahari adalah lebih lambat daripada pertumbuhan tanaman
yang kekurangan sinar matahari.
Kecambah yang tumbuh di tempat terang,
akan tumbuh lambat. Daunnya yang muncul di antara kotiledon dengan cepat tumbuh
menghijau dan relatif tebal, batangnya kuat, dan akarnya tumbuh banyak.
Kecambah yang berada di tempat gelap ternyata tumbuh lebih cepat, tetapi
daunnya kecil, tipis kekuningan, batangnya lemah, dan akarnya tidak banyak.
Secara keseluruhan tubuhnya lemah, kurus, berwarna kuning pucat, dan tumbuh
tidak normal. Pertumbuhan yang terlalu cepat di tempat gelap, disebut
etiolasi.
Pada tumbuhan yang sama, daun yang
mendapatkan sinar matahari langsung dan daun
yang terlindung oleh dedaunan lain tidak
menunjukkan adanya penampakan dan gejala yang berbeda. Daun yang mendapat sinar
matahari langsung, mengandung sedikit air, banyak mengandung gula, daunnya
lebih tebal, jaringan palisadenya berlapis-lapis, lapisan kutikula menebal,
sehingga daun menjadi lebih tebal dan sempit. Daun ini mengadakan respirasi dan
fotosintesis lebih cepat.
Daun yang tidak terkena sinar matahari
langsung, mengandung air lebih banyak, zat gulanya lebih sedikit, jaringan mesofil meningkat
jumlahnya sehingga daun menjadi lebih lebar.
Tumbuhan yang hidup pada lingkungan yang
kurang cahaya akan tetap tumbuh dan berkembang normal apabila transpirasi
berjalan lebih lambat dari fotosintesis. Hal ini memungkinkan jaringan
mendapatkan cukup air dan zat makanan. Akibatnya tumbuhan di tempat yang kurang
cahaya akan tumbuh lebih cepat.
Intensitas cahaya dan panjang sinar yang
mengenai tumbuhan tidaklah sama sepanjang hari atau sepanjang tahun. Ternyata
panjang sinar dan intensitas cahaya memberikan pengaruh terhadap proses pertumbuhan
dan perkembangan. Respons tumbuhan terhadap panjang penyinaran dan intensitas
cahaya disebut fotoperiodisme. Fotoperiodisme
dikendalikan oleh pigmen yang mengabsorpsi warna, disebut fitokrom.
Respons fotoperiodik yang tampak adalah pada peristiwa
dormansi, pembuangan, perkecambahan, perkembangan batang, dan akar.
Respons fotoperiodik ini tampak jelas
pada daerah yang mempunyai empat musim. Perubahan musim itu sangat dipengaruhi oleh panjang dan
intensitas penyinaran. Berdasarkan panjang dan intensitas penyinaran, tumbuhan
dikelompokkan menjadi 3, yaitu: tumbuhan berhari pendek, tumbuhan berhari
panjang, dan tumbuhan netral.
a.
Tumbuhan berhari
pendek. Kelompok tumbuhan yang akan berbunga di akhir musim panas
atau musim gugur. Pada musim itu panjang penyinaran lebih pendek daripada
periode kritis. Contoh tumbuhannya, antara lain stroberi, dahlia, aster, dan
krisantemum.
b.
Tumbuhan berhari
panjang. Kelompok tumbuhan yang akan berbunga di musim semi, yaitu
pada saat panjang penyinaran lebih panjang dar. periode kritis. Contohnya
bayam, selada gandum, dan kentang.
c.
Tumbuhan netral. Kelompok
tumbuhan yang pertumbuhannya tidak terpengaruh oleh perubahan periode panjang
penyinaran, contornya : mawar, anyelir, dan bunga matahari.
- Temperatur
Setiap proses hidup pada tumbuhan, termasuk proses pertumbuhan dan perkembangan selalu dipengaruhi
temperatur lingkungannya. Oleh sebab itu, setiap perubahan temperatur
lingkungan akan senantiasa berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan
perkembangannya.
Respons tumbuhan terhadap perubahan temperatur lingkungannya
sangat bervariasi. Temperatur ideal yang diperlukan tumbuhan sehingga pertumbuhan
dan perkembangan berlangsung baik, disebut temperatur
optimum. temperatur optimum ini pun bervariasi menurut jenis
tumbuhannya. Di daerah tropis, temperatur optimum tumbuhan pada umumnya
berkisar antara 22 - 37 derajat celcius. Di daerah kutub, temperatur optimum
lebih rendah dari itu, sebaliknya temperatur optimum di daerah hutan pasir
lebih tinggi dari itu.
Jika temperatur lingkungan semakin rendah atau semakin tinggi
dari temperatur optimum, pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu. Temperatur
terendah di mana tumbuhan masih mampu tumbuh dan berkembang disebut temperatur minimum, sedangkan temperatur
tertinggi di mana tumbuhan masih mampu tumbuh dan berkembang disebut temperatur maksimum.
Jika temperatur lingkungan lebih rendah dari temperatur
minimum atau lebih tinggi dari temperatur maksimum maka tumbuhan akan mati.
Apalagi kalau kondisi lingkungan seperti air, cahaya, tidak memungkinkan tumbuhan
untuk tumbuh maka kematian tumbuhan yang bersangkutan akan semakin cepat. Untuk
mengatasi berbagai faktor lingkungan yang sangat merugikan, tumbuhan melakukan
berbagai adaptasi. Jika kondisi lingkungan seperti air, temperatur, dan cahaya
tidak memungkinkan tumbuhan tumbuh, beberapa tumbuhan tidak melakukan aktivitas
atau dikenal dengan dormansi. Tumbuhan yang berkayu akan tetap hidup, karena
terlindung oleh kulit, dan tunasnya tidak akan tumbuh karena adanya asam
absisat. Tumbuhan semak yang kekal, akan mengalami kematian hanya bagian
tubuhnya yang tumbuh di atas permukaan tanah, sedangkan bagian tubuh yang berada
di dalam tanah akan mengalami dormans: Tumbuhan tahunan akan mati, sedangkan
bijinya berkulit keras akan dormansi, dan tumbuh di musim basah berikutnya.
- Kelembapan
Kelembapan atau kadar air di suatu tempat sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tanah dan udara yang kurang lembap umumnya berpengaruh baik
terhadap pertumbuhan tersebut, karena kondisi ini akan meningkatkan penyerapan
air dan menurunkan penguapan atau transpirasi. Hal inilah yang memungkinkan
terjadinya pembentangan sel, sehingga sel dapat segera mencapai ukuran
maksimum. Namun, sering terjadi suatu jenis tumbuhan bahkan bertunas, bersemi,
dan berbunga pada akhir musim kemarau atau kurang air.
- Air dan
Mineral
Air mutlak diperlukan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan. Tanpa
air tak mungkin tumbuhan hidup. Demikian juga kekurangan hara, tumbuhan
akan mengalami gangguan. Pertumbuhan
akar dan tajuk adalah berhubungan erat. Karena akarlah yang menyerap air dan
hara, sedangkan tajuk yang melaksanakan sintesis senyawa organik atau makanan.
Jika tanah kekurangan nitrogen, pertumbuhan tajuk terhambat,
sedangkan pertumbuhan akar lebih besar.
Sebaliknya jika tanah cukup akan zat nitrogen, pertumbuhan tajuk lebih cepat dari akar, karena zat karbohidrat hasil
fotosintesis lebih banyak digunakan untuk perturnbuhan tajuk.
C. Penggunaan Hormon
Tumbuh untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Di samping hormon-hormon alami yang
dihasilkan oleh organisme/tumbuhan, saat ini manusia telah berhasil membuat horrnon
sintesis, misalnva auksin sintetik 2.4-D. Hormon-hormon sintetik
tersebut biasa dikenal dengan zat pengatur tumbuh. Walaupun zat ini secara
kimiawi berbeda, namun mempunyai pengaruh yang sama dengan hormon tumbuh atau
auksin alami.
Setelah melalui berbagai penelitian,
ternyata hormon tumbuh tidak hanya berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan saja, tetapi secara umum dapat
digunakan untuk meningkatkan produksi pangan. Beberapa peranan hormon tumbuh
yang penting antara lain sebagai berikut.
- Pada
konsentrasi 0,1% auksin sintetik, dapat membunuh rumput-rumput liar
ataupun gulma lainnya, dengan demikian hormon ini dapat digunakan untuk
menyiangi tanaman pertanian. Penggunaan zat tumbuh untuk memberantas
tumbuhan gulma hanya efektif jika dalam skala luas. Sekali menyemprot
tumbuhan gulma dapat mencapai puluhan hektar lahan. Dengan terberantasnya
tumbuhan gulma, tanaman budi daya dapat tumbuh lebih baik, karena
pengganggunya terberantas.
- Merangsang
perbungaan dan pertumbuhan buah. Umumnya setiap jenis tumbuhan mempunyai
masa berbunga dan berbuah pada musim tertentu saja. Dengan menggunakan
hormon tumbuh, suatu tumbuhan dapat berbunga, walaupun saat itu belum
musimnya untuk berbunga. Jika ini dikembangkan dengan baik maka kita
setiap saat dapat berpanen durian, duku, salak, atau buah apa saja yang
kita inginkan, di samping merangsang pertumbuhan.
- Mencegah
rontoknya bunga dan bakal buah. Tidak sedikit petani yang kecewa, karena
bunga bahkan calon buah tanaman budidayanya yang sekilas akan memberikan
harapan untuk panen bunga atau buah ternyata berguguran sebelum waktu
panen. Untuk menghindari hal tersebut dapat digunakan berbagai jenis
hormon tumbuh.
- Dapat
digunakan untuk merangsang pertumbuhan buah tanpa terbentuknya biji.
Pertumbuhan buah tanpa diikuti terbentuknya biji, disebut partenokarpi.
Hal ini dapat terjadi karena adanya hambatan dalam proses polinasi atau
penyerbukan dan pembuahan atau fertilisasi. Untuk tanaman budi daya yang
dikonsumsi buahnya, hal ini sangat menguntungkan. Namun, dalam hal
pengadaan bibit terjadinya partenokarpi merupakan sesuatu yang sangat merugikan.
Oleh sebab itu, para pakar harus selalu berusaha agar persediaan bibit
tetap ada.
- Merangsang
pembentukan calon akar dan batang pada proses kultur jaringan. Kultur
jaringan adalah suatu cara untuk mendapatkan bibit tanaman dengan
membiakkan sel-sel organ tubuh, seperti daun pada media tertentu. Media
ini biasa diberi hormon tumbuh.
Perlu diketahui, bahwa kultur jaringan
merupakan salah satu alternatif untuk mendapatkan bibit dalam jumlah besar.
Dalam proses ini jaringan tubuh seperti daun, batang maupun akar dapat
dibiakkan. Jaringan yang biasa untuk kultur jaringan adalah
yang berasal dari jaringan parenkim. Dalam kondisi media yang ideal, sel-sel
vegetatif akan tumbuh dengan menggunakan bahan dari medianya. Untuk merangsang
pertumbuhan calon batang dan calon akar, diperlukan zat tumbuh atau hormon
tertentu. Keuntungan pengembangan bibit dengan
sistem kultur jaringan adalah:
a.
dapat
menghasilkan bibit dalam jumlah besar.
b.
turunan yang
dihasilkan pasti memiliki sitat yang sama dengan induknya .
c.
untuk membiakkan
bibit tidak diperlukan areal yang luas.
BAB
II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan
adalah suatu proses pertumbuhan ukuran dan volume serta jumlah secara
irreversibel, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan
perkembangan merupakan suatu proses menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif.
Bila kita menanam biji tanaman, dapat diamati bahwa dari hari ke hari terjadi
perubahan tinggi. Secara kualitatif, terlihat bentuk awal (biji) yang demikian
sederhana menjadi bentuk tanaman yang lengkap.
Faktor eksternal atau lingkungan yang berpengaruh adalah faktor iklim, tanah dan biologis.Faktor internal (dalam) terdiri atas faktor intrasel yaitu sifat dari induknya, dan faktor intersel yaitu macam-macam hormon antara lain auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat, etilen, asam traumalin, dan kalin.
Faktor eksternal atau lingkungan yang berpengaruh adalah faktor iklim, tanah dan biologis.Faktor internal (dalam) terdiri atas faktor intrasel yaitu sifat dari induknya, dan faktor intersel yaitu macam-macam hormon antara lain auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat, etilen, asam traumalin, dan kalin.
B.
Saran
Diharapkan
kepada para pembaca sekalian, agar setelah memahami materi yang kami sampaikan
ini, pembaca dapat mengerti dan menambah ilmu serta wawasannya. Dengan dibentuknya
makalah ini kami berharap kita semua dapat lebih menghargai seberapa pentingnya
tumbuhan tumbuhan bagi kehidupan kita.
DAFTAR
PUSTAKA
- http://rhasavirha.blogspot.co.id/2013/12/makalah-pertumbuhan-dan-perkembangan.html
- http://teguhbudi9944.blogspot.co.id/2013/11/pertumbuhan-dan-perkembangan-makhluk.html
- http://ajiezaenulamry.blogspot.co.id/2015/09/makalah-tentang-pertumbuhan-dan.html
Langganan:
Postingan (Atom)